BERITA

Kapal Zahro Terbakar, Paguyuban Pengelola Tuding ada Beking

Kapal Zahro Terbakar, Paguyuban Pengelola  Tuding ada Beking


KBR, Jakarta- Kepala Pengelola Kapal Tradisional Kali Adem dan Kepulauan Seribu Bayu Setya menyatakan kapal wisata Zahro Express  satu-satunya kapal yang tak masuk pengelolaannya. Bayu mengatakan, selama ini Kapal Zahro Express dikelola pemiliknya secara pribadi.

Kata dia, penolakan keanggotaan itu karena pemilik Zahro Express selalu beralasan sudah dibekingi oleh pihak lain.

"Di Kali Adem ini, yang tidak termasuk di kepengelolaan kami adalah Zahro Express. Karena ini dikelola secara pribadi, katanya, dan pengelolaan tiket juga pribadi, dan tidak mau terbuka dengan dinas terkait di sini juga. Bisa dikatakan pemilik Zahro Express ini mengelola dengan cara-cara pribadi saja, tanpa melalui prosedur atau pengelola yang sudah ditunjuk Dinas Pehubungan," tuding  Bayu di kantornya, Senin (02/01/17).


Bayu mengklaim, pengelolaan kapal oleh PT Samudra Sumber Artha yang dia pimpin merupakan kelompok legal yang sudah ditunjuk Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Dia berkata, dari 42 kapal yang beroperasi di wilayah itu, 41 di antaranya masuk dalam keanggotaan perusahaannya.


Menurut Bayu, kapal Zahro Express murni dikelola pemiliknya secara pribadi. Dia juga menyatakan beberapa kali mengajak pemilik Zahro Express agar bergabung dalam perusahaanya. Meski begitu, sang pemilik selalu menolak, karena merasa sudah aman berkat beking dari beberapa tokoh. Selain itu, penjualan tiket kapal juga diserahkan pada pihak luar atau calo.


Bayu berujar, kapal-kapal wisata di bawah pengelolaannya selalu mengutamakan prosedur keamanan yang diatur Kementerian Perhubungan. Dia mencontohkannya dengan pengecekan mesin kapal setiap hari, menulisan manifest secara lengkap, dan penyediaan pelampung sesuai jumlah penumpang. Selain itu, perusahaannya juga menyediakan asuransi bagi setiap penumpang, yakni dari PT.Asuransi Umum Bumiputera Muda atau Bumida. Dia menuding, kapal Zahro Express tak pernah memenuhi semua prosedur tersebut.

Kepatuhan

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menyebut pengelolaan transportasi perairan di pelabuhan masih buruk. Menurutnya, pengawasan pemerintah akan kepatuhan para pelaku usaha trasportasi laut masih lemah. Padahal, sudah banyak regulasi yang mengatur.

"Kalau kecelakaan laut, jumlah penumpang selalu tidak sama. Berarti kan tidak didata baik. Padahal kalau terjadi sesuatu kan ada asuransi. Kalau nama tidak ada asuransi gimana?"


Menurut Djoko, selepas Undang-Undang Pelayaran disahkan pada 2008, Kementerian Perhubungan sudah mengeluarkan serangkaian peraturan menteri di antaranya Peraturan Menteri Perhubungan Tahun 2012 tentang standar keselamatan. Namun hingga kini, kata Djoko, petugas di lapangan kerap tidak mengecek.


"Di pelabuhan kan mesti ada inspektur keselamatan yang memeriksa itu. Inspekturnya ada cuma meriksanya rutin atau enggak. Misalnya life jacket. Harus sesuaikan. Kalau kapasitas 300 ya harus ada dan tempatnya harus diinformasikan. Pemda juga harus rutin cek. Ini banyak pengabaian."


Dia juga mengatakan kesadaran untuk mengutamakan keselamatan di sektor transportasi laut masih rendah. Penumpang sebagai pengguna jasa tidak pernah diinformasikan terkait prosedur keselamatan. Djoko mengatakan itu harus dibenahi karena prosedur keselamatan berfungsi untuk mencegah penumpang panik ketika kecelakaan terjadi.


Pencarian Korban 


Badan SAR Nasional (Basarnas) masih mencari korban terbakarnya kapal Zahro Express di perairan Muara Angke. Salah satu petugas Basarnas di pelabuhan, Doni mengatakan, tim Basarnas sudah memulai pencarian sejak pukul 07.00 dan akan mendarat pada 16.30 nanti.

Meski begitu, kata dia, hingga saat ini pencarian itu belum membuahkan hasil.

"Kita kan kalau bekerja begini ada sistem komando, siapa yang memimpin. Tetapi di sini enggak jelas. Makanya rancu, Tetapi sekarang yang jelas, memastikan, Basarnas memastikan, siapa tahu masih ada korban di laut. Karena sudah dua hari, kalau begitu kan korban akan naik, mengapung. Tetapi sampai sekarang masih nihil," kata Doni di Pelabuhan Muara Angke, Senin (02/01/16).


Doni mengatakan, pencarian ini untuk memastikan korban yang mungkin belum ditemukan. Kata dia, pencarian itu difokuskan di titik sekitar lokasi terbakarnya kapal Zahro Express.


Doni berujar, Basarnas juga menerjunkan 15 orang penyelam yang bekerja secara bergantian mencari korban di lautan. Namun, kata Doni, pencarian itu terhambat oleh jarak pandang di dalam air yang terbatas.


Hingga saat ini, tercatat ada 23 korban tewas, yang tiga di antaranya sudah diidentifikasi. Kata Doni, ada kemungkinan korban hilang tersebut termasuk dalam korban tewas. Namun, kata dia, lembaganya akan meneruskan pencarian untuk memastikan tidak ada korban yang belum ditemukan. 

Editor: Rony Sitanggang

  • Kepala Pengelola Kapal Tradisional Kali Adem dan Kepulauan Seribu Bayu Setya
  • Kapal Zahro Express
  • Pengamat transportasi Djoko Setijowarno
  • petugas Basarnas di pelabuhan
  • Doni

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!