HEADLINE

Debat Pertama, Ini yang Bikin Ahok Kecewa

Debat Pertama, Ini yang Bikin Ahok Kecewa

KBR, Jakarta- Calon Gubernur DKI jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) mengaku kecewa dengan debat pertama pasangan calon gubernur DKI Jakarta hari ini. Menurutnya, tidak banyak masukan terkait program pembangunan Jakarta yang dihasilkan debat itu.


"Kami pikir kalau ada orang mau jadi gubernur, dia akan koreksi kelemahan-kelemahan kami. Lalu dia akan mengajukan program yang lebih baik dari kami. Tapi yang kami lihat tadi malah membangun opini yang salah. Misalnya Transjakarta ga ada yang mau naik. Ini enggak tahu kita naik 32 persen satu tahun. Tahun 2015 sampai 2016 dari yang ngangkut 8 jutaan sekarang sudah 11,5 juta," ujar Ahok ketika ditemui usai debat, Jumat (13/1).


Ahok merasa ada pembentukan opini bahwa dia dan Djarot tidak pro pada orang miskin. Data statistik BPS menunjukkan rasio gini  Jakarta masih di angka 0,426. Ahok membantah hal tersebut.


Dia balik mengkritik program bantuan langsung tunai sejumlah Rp 400 ribu per bulan yang ditawarkan pasangan Agus-Sylvi. Dia mengklaim jumlah itu justru lebih sedikit dibandingkan bantuan yang ia berikan.


"400 ribu sebulan satu keluarga miskin. Gimana mau nentuin orang miskin? Bantuan tunai? Bandingin.  Saya yakin deh kalau ditanya sama orang yang dianggap miskin di Jakarta, kamu mau terima 400 ribu sebulan, atau anak Anda semua dapat KJP (Kartu Jakarta Pintar). KJP 600 ribu, kalau kamu punya tiga anak, satu bulan dapat 1,8 juta."


Gubernur nonaktif ini berharap pada debat kedua akan ada banyak masukan yang bisa diambil terkait pembangunan Jakarta. Materi perdebatan menurut dia bisa menjadi bahan koreksi kepemimpinannya sebagai petahana.


Sebelumnya pada saat debat, Ahok dikritik mengabaikan pembangunan manusia di Jakarta oleh pasangan Anies dan Sandiaga. Menjawab itu,  Ahok balik menyindir Anies.


"Pembangunan manusia kalau fisiknya tidak dibangun, bagaimana anak mau sekolah kalau banjir tergenang 3 minggu? Kalau bangun manusia, bangun manusia, tapi ga bangun fisik, itu namanya teori, ngajar, kayak dosen."


Penggusuran

Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama(Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat diserang soal kebijakan penggusuran yang marak diambil selama masa pemerintahan mereka. Sejak 2014, tercatat 12 penggusuran dilakukan di antaranya Kampung Pulo, Bidaracina, hingga yang terbaru Bukit Duri.


Salah satu pasangan penantang petahana, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menekankan penggusuran bukan jalan terakhir. Menurut Anies, membenahi bantaran kali bisa dilakukan melalui peremajaan kampung. Anies mengambil contoh peremajaan bantaran sungai yang dilakukan di Kali Code, Yogyakarta.


"Mengelola warga di tepi sungai. Kali Code di Jogja contoh. Di Malang ada contoh warga diajak dialog, berdiskusi, peremajaan bertahap. Memberi sesuatu itu baik. Tapi memberi harga diri lebih baik bahwa mereka bisa sejahtera bukan hanya dengan cash transfer," sebut Anies di tengah debat pasangan calon gubernur DKI, Jumat(13/1).


Penantangnya yang lain, Agus Harimurti, memandang penggusuran yang dilakukan kepemimpinan Ahok selama ini telah mencabut masyarakat dari akar mereka. Menurutnya, warga dipindahkan jauh dari tempat asalnya.


"Kami akan bangun Jakarta tanpa gusur. Penggusuran hanya akan meningkatkan kemiskinan. Mereka kehilangan habitatnya," kata Agus.


Menjawab hal itu, Ahok mengatakan penggusuran tidak bisa dihindarkan demi program normalisasi sungai. Dia membantah jika ada penggusuran-penggusuran lain di luar kawasan bantaran sungai.


"Kami komitmen. Tidak akan menggusur sebelum tersedia rumah susun. Makanya masih banyak daerah-daerah yang tergenang. Bagaimana sungai dinormalisasi kalau tidak pindahkan rumah-rumah kumuh? Lebih tidak manusiawi membenarkan rakyat yang salah hanya demi memenangkan pilkada?"ujar Ahok, Jumat(13/1).


Djarot menambahkan membiarkan mereka tinggal di bantaran sungai justru tidak manusiawi.


"Jakarta adalah ibu kota. Dimana warganya tidak boleh tinggal di bantaran sungai,  di kolong jembatan. Mereka melahirkan generasi tidak manusiawi ibu kota negara saudara kita tinggal di situ. Maka kami komitmen sediakan rusun."
 

Debat pertama cagub cawagub DKI Jakarta ditutup dengan pertanyaan seputar komitmen paslon untuk mengemban jabatannya hingga akhir masa kepemimpinan 5 tahun. Dari tiga calon gubernur, hanya Anies Baswedan yang menegaskan tidak akan meninggalkan kursi gubernur DKI jika dia terpilih.


"Ini amanat untuk dituntaskan. Amanat dari Pak Prabowo, dari Pak Sohibul supaya kami memimpin Jakarta tuntas 5 tahun," tegas Anies, Jumat (13/1).


Sementara jawaban dari dua pasangam lainnya mengambang. Calon gubernur yang diusung Partai Demokrat, Agus Harimurti, mengatakan ingin fokus memenangkan pilkada ini untuk membuktikan bahwa program mereka tepat untuk warga Jakarta.


"Kami ada disini untuk berkompetisi, untuk mendapatkan kesempatan kami bisa perjuangkan warga Jakarta. Sudah jelas kami fokus memenangkan Pilgub Jakarta. Kami akan buktikan program kami bisa jadi solusi," ujar Agus.


Sementara itu, Ahok justru bungkam. Dia membiarkan pertanyaan penutup itu dijawab oleh pasangannya, Djarot Saiful Hidayat.


"Jiwa raga kami untuk Jakarta. Kami pelayan Jakarta. Dengan tulus kami kerja untuk Jakarta."


Editor:  Rony Sitanggang

  • debat pilkada jakarta
  • basuki-djarot
  • agus-sylvi
  • Anies-Sandi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!