CERITA

Kehidupan Bagi Bagi Provinsi Bamyan Di Afghanistan

Salah satu rumah dengan arsitektur kuno di Bamyan. (Foto: Ghayor Waziri)

Bamyan yang terkenal dengan tempat-tempat bersejarah dan punya patung Buddha terbesar di dunia, adalah tujuan wisata sebelum pecah perang sipil di Afghanistan. 

Kini setelah bertahun-tahun diabaikan, seorang arkelog mencoba menghidupkan kembali tempat-tempat bersejarah itu. 

Ghayor Waziri menyusun laporannya untuk Anda.

Mujtaba Merzayee, yang berusia 50 tahun, delapan tahun lalu pulang ke Afghanistan dari Jerman.

Saat dia mengunjungi Provinsi Bamyan, dia langsung mengambil keputusan untuk memperbaiki tempat-tempat bersejarah di sana.

“Delapan tahun lalu ketika saya mengunjungi Bamyan, saya berpikir jika saya bisa menghidupkan kembali arsitektur kuno di sini, saya bisa mencegah Bamyan dicoret dari daftar warisan dunia. Saat itu tidak ada yang memikirkannya. Jadi saya mulai melatih 40 orang untuk merenovasi dan menghidupkan kembali tempat-tempat kuno di sana. Sejauh ini kami sudah selesai memugar desa kuno Gholghola dan Zohak,” papar Mujtaba Merzayee.

Bangunan berusia ratusan tahun yang direnovasi itu dibangun tahun 1118 ketika Afghanistan diperintah Kisar Ghoryan. 

Rancangannya rumit dan dipengaruhi arsitektur Islam.

Semua material yang digunakan dalam renovasi kata Mujtaba berasal dari Afghanistan dan tanpa bahan kimia, persis seperti saat mereka dibangun.

“Semua bahan bangunan berasal dari dalam negeri dan kami tidak pakai bahan kimia. Jadi kami mencat bangunan memakai produk susu bukan cat kimia. Bangunan –bangunan ini sebagian besar dirancang pada periode Ghoryan. Ada lima puluh jenis tanah di Provinsi Bamiyan yang bisa kita gunakan untuk mendekorasi ulang bangunan dan bahan cat.”

Beberapa bulan lalu UNESCO memasukkan Provinsi Bamyan dalam daftar Jaringan Kota Kreatif.

Menurut Mujtaba pengakuan ini akan membantu meningkatkan jumlah wisatawan ke Bamyan. 

“Bamyan adalah provinsi termiskin di Afghanistan. Menurut saya jika bangunan kuno dan tradisional ini diperbaharui, akan membawa banyak manfaat. Bisa mendatangkan makin banyak wisatawan dan pada akhirnya bisa memperbaiki perekonomian warga. Mereka bisa menjadi pemandu wisata atau menjual cendramata kepada para turis.” 

Kepala Kementerian Kebudayaan Bamyan, Kabeer Dadras, mengatakan provinsi itu menyambut baik upaya Mujtaba dan timnya.

Dalam tiga tahun terakhir, puluhan situs kuno direnovasi ulang dengan mempertahankan rancangan aslinya dan sesuai dengan permintaan pemerintah.

“Menurut rencana tatakota Bamyan, semua bangunan harus dirancang dengan gaya kuno dan warnanya disesuaikan dengan warna wilayah Bamyan. Dan semua pemugaran sudah mengikuti aturan ini. Kami sangat menghargai kerja Mujtaba Merzayee,” kata Kabeer Dadras.

Mujtaba Merzayee berharap dia tidak hanya bisa menghidupkan kembali kejayaan bangunan-bangunan di Bamyan tapi juga tradisi lainnya seperti makanan.

Salah satunya Kocha, yang terbuat dari campuran nasi dan domba.

“Saya tidak hanya ingin menghidupkan kembali arsitektur kuno. Saja juga ingin menghidupkan kembai makanan tradisional. Sehingga para wisatawan yang datang tidak hanya menikmati bangunan indah tapi juga makanan tradisional. Saya berharap apa yang saya lakukan ini bisa ditiru warga lokal,” kata Mujtabab Merzayee.

Bamyan adalah salah satu provinsi yang paling dingin di Afghanistan dan menjadi pusat bermain ski. Setiap tahun situs kuno dan pegunungan disekitarnya ditutupi salju tebal.

Mujtaba baru saja meninggalkan Afghanistan untuk menghabiskan musim dingin dengan keluarganya di Jerman. Tapi sebelum pergi, dia baru saja selesai memugar sebuah rumah dengan desain berusia ratusan tahun, untuk dijadikan hotel.

Aktivis budaya Bamyan, Khairullah Hameedi, mengatakan karya Mujtaba harus dilihat secara langsung.

“Ketika Mujtaba mulai merenovasi bagunan di Bamyan, saya berkunjung beberapa kali. Tapi hari ini ketika saya melihat karya-karyanya yang sudah selesai, saya sangat menikmatinya. Saya merasa seolah-olah berada di masa lalu. Saya bisa melihat keindahan dan kemegahan bagunan-bangunan kuno ini. Ini membuktikan kaau arsitektur kuno sangat menarik.”

Restorasi situs kuno Bamyan dan keindahan alamnya, membuat sejarawan dan budayawan tidak hanya bersemangat dengan masa lalu Bamyan, tapi juga akan masa depannya cerah.

 

  • Ghayor Waziri
  • provinsi bamyan
  • arsitektur kuno Afghanistan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!