ASIACALLING

Anak Muda Timor Leste Buat Gerakan Bersihkan Pantai Dili

Kelompok Movimentu Tasi Mos memulai gerakan pungut sampah di pantai Dili. (Foto: Teodesia dos Reis)

Timor Leste punya pantai yang indah dengan pegunungan sebagai latar belakangnya.

Tetapi banyak warganya yang masih suka membuang sampah sembarangan.

Ini sebabnya sebuah kelompok, Movimentu Tasi Mos, memutuskan untuk berhenti mengeluh dan melakukan sesuatu yang nyata. 

Setiap akhir pekan, memakai sarung tangan dan masker, mereka pergi ke pantai.

Koresponden Asia Calling KBR di Dili, Teodosia dos Reis menyusun laporan selengkapnya untuk Anda. 

Hari masih subuh di ibukota Dili dan matahari baru saja mengintip di balik pengunungan.

Tapi di pantai ini, sekelompok anak muda Timor sudah berkumpul.

Mereka memakai masker dan sarung tangan plastik.

Mereka menyusuri pinggir pantai sembari memunguti sampah yang mereka temui, seperti botol plastik, kaleng, bungkus permen dan sandal bekas.

Mereka sedang membersihkan pantai Dili yang indah.

Berikut penjelasan Gally Soares Arauj, koordinator kelompok ini,  Movimentu Tasi Mos.

“Kami kaum muda Timor tidak mau menunggu pemerintah untuk memberi kami pekerjaan. Tapi kami berinisiatif untuk membantu pemerintah. Kami ingin membuat ibukota Dili indah dan bebas sampah.”

Gally bercerita timnya sudah melakukan kegiatan ini setiap akhir pekan selama setahun. Awalnya kelompok ini beranggotakan enam orang.

Mereka lalu memuat aktivitas mereka di Facebook dan kini anggotanya ada sekitar 50 orang.

red

Setiap pekan, Gally dan timnya ke pantai untuk mengumpulkan sampah. Lalu sampah-sampah itu diserahkan ke sebuah LSM bernama Hopseller.

Ini adalah satu-satunya LSM di negara itu yang fokus pada masalah daur ulang.

“Sebelum kami membersihkan pantai, tim kami akan mengidentifikasi jenis-jenis sampah. Lalu kami mengumpulkan sampah dan menyerahkannya ke LSM Hopeseller, agar bisa di daur ulang dan dipergunakan kembali,” jelas Gally. 

Linda Jeronimo Guiterres juga ada di pantai hari ini.

Perempuan berusia 21 tahun ini mengatakan sangat penting bagi kaum muda Timor Leste untuk mulai peduli pada lingkungan.

“Timor Leste adalah negara baru. Sebagai kaum muda, saya harus ikut berpartisipasi karena saya ingin Dili, terutama pantainya, bersih dan indah. Tujuannya agar para wisatawan mau berkunjung kemari dan ini akan membantu perekonomian masyarakat,” kata Linda.

Di Timor Leste, ide untuk mendaur ulang adalah sesuatu yang sangat baru.

Masyarakat kerap membuang sampah mereka tanpa berpikir.

Sering kali saat saya sedang di jalan, saya melihat orang dari kereta membuang sampah keluar jendela. Ada juga yang membuang sampah di jalan, sungai atau dimana pun mereka berada.

Jadi kegiatan Movimentu Tasi Mos adalah sesuatu yang unik di sini.

Itu sebabnya apa yang mereka lakukan menarik perhatikan beberapa orang di pemerintahan.

Menteri Kehutanan dan Perikanan, Estanislau da Silva, sudah mulai bergabung dengan aksi memungut sampah di pantai.

“Saya sangat senang dan ingin mendukung dan bekerja sama dengan mereka, tidak hanya di akhir pekan. Mungkin ada cara lain yang bisa kami lakukan bersama-sama untuk melindungi ekosistem pantai kami agar tetap bersih,” kata Menteri da Silva. 

Timor Leste adalah negara kecil berpenduduk 1,1 juta jiwa dan relatif baru, dimana kami merdeka dari Indonesia pada 1999. 

Pemerintah berupaya untuk mencari cara untuk membangun industri baru dan Menteri da Silva percaya kesadaran masyarakat akan lingkungan yang bersih akan membantu industri pariwisata.

“Ketika ibukota kami bersih terutama pantai kami, ini akan menarik wisatawan kemari. Wisatawan tidak hanya ingin tinggal di dalam hotel, tapi mereka juga ingin mengunjungi pantai. Ini akan memberi pemasukan pada masyarakat.” 

Pemerintah juga sudah memulai perdebatan soal aturan membuang sampah di negara itu.

Tapi untuk sekarang, Movimentu Tasi Mos, sudah memulainya.

 

  • Timor Leste
  • Gerakan pungut sampah
  • Movimentu Tasi Mos
  • perubahan iklim
  • climatelensasia
  • Teodosia dos Reis

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!