BERITA

Sri Lanka Buat Pohon Natal Tertinggi di Dunia

"Pohon buatan itu dibangun di ibukota Kolombo setinggi 73 meter."

Sri Lanka Buat Pohon Natal Tertinggi di Dunia
Ilustrasi pohon Natal tinggi. Foto: Antara

KBR - Sri Lanka mengklaim sebagai pemilik pohon Natal tertinggi di dunia. Pohon buatan itu dibangun di ibukota Kolombo setinggi 73 meter, atau lebih tinggi 18 meter dari rekor pohon Natal tertinggi sebelumnya.

Pohon Natal buatan itu terbuat dari baja dan bingkai kawat, dengan ditutupi jaring-jaring plastik dan dihiasi dengan lebih dari satu juta buah pinus asli yang dicat merah, hijau dan perak.


Selain itu, 600 ribu buah lampu LED dan paling atas dipasang bintang bersinar setinggi enam meter di pohon buatan tersebut. Meski begitu Museum Guinnes World Records belum mengkonfirmasi proyek itu sebagai pohon Natal buatan tertinggi di dunia. Saat ini rekor tertinggi masih dipegang oleh perusahaan Tiongkok yang membuat pohon Natal buatan setinggi 55 meter di Guangzhou, tahun lalu.


Pembuatan pohon Natal buatan yang menelan biaya hingga Rp1 miliar itu menuai kritik dari pihak Gereja Katolik di Sri Lanka karena dianggap menghambur-hamburkan uang. Gereja Katolik di Sri Lanka menyebut dana sebanyak itu jauh lebih bermanfaat jika digunakan untuk membantu orang miskin.


Proses pembuatan pohon Natal tertinggi di dunia di Sri Lanka itu melibatkan ratusan orang dan sukarelawan selama empat bulan. Proyek itu sempat dihentikan sementara selama sepekan di awal Desember lalu, ketika pemimpin gereja katolik Kardinal Malcolm Ranjith mengecam kegiatan itu.


Namun Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe menanggapi kritik itu dengan mengatakan pohon Natal itu tidak menggunakan dana publik melainkan sumbangan dari individu dan perusahaan. (Fox News/ABC Online/AP)


Editor: Sasmito

  • pohon natal
  • Sri Lanka

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!