BERITA
Isyaratkan Tak Maju Pilpres AS 2020, Bernie Sanders Kritik Demokrat
" Politisi Partai Demokrat seperti Bernie Sander serta Senator Elizabeth Warren mendorong agar partainya lebih mendorong isu-isu ekonomi yang lebih populis. "
KBR - Politisi Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Bernard 'Bernie' Sanders
mengisyaratkan tidak akan ikut dalam pemilihan presiden Amerika pada
2020 mendatang. Sanders mengatakan itu usai pilpres 2016 dimenangkan
oleh Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik.
Bernie
Sanders mengatakan waktu empat tahun lagi merupakan waktu yang cukup
lama. Kini ia hanya akan memfokuskan diri untuk membantu Partai Demokrat
bangkit kembali pasca kekalahan di Pilpres 2016.
Saat ini
Partai Demokrat tengah melakukan konsolidasi menghadapi pemerintahan
Amerika Serikat selama empat tahun ke depan di bawah kepemimpinan
Presiden terpilih Donald John Trump.
Hasil Pilpres AS 2016
memang mengejutkan bagi Partai Demokrat. Banyak swing voter---pemilih
mengambang yang semula cenderung pada Clinton, ternyata berbalik memilih
Trump. Hal itu terlihat dari kemenangan Trump di Wisconsin, Michigan
dan Pennsylvania. Negara bagian yang semula diperkirakan akan menjadi
'biru', berubah menjadi 'merah' dalam penghitungan suara.
Di
Wisconsin, Partai Republik memenangkan suara untuk kali pertama sejak
1984, unggul dengan margin 1 persen dibandingkan Demokrat. Jajak
pendapat sebelumnya menyebut negara bagian Wisconsin sebelumnya bakal
menjadi 'biru'. Namun, ternyata para pemilih pemula justru mengalihkan
suara ke Donald Trump.
Partai Republik juga memenangi
Pennsylvania, dengan margin 1,2 persen unggul dari Demokrat. Peralihan
suara kunci juga terjadi di Carolina Utara, dimana suara direbut Partai
Republik dengan margin 3,8 peren. Peralihan suara dari semula pendukung
Demokrat ke Republik juga terjadi di Michigan (Republik unggul dengan
margin 0,3 persen).
Kritik Bernie Sanders
Bernie Sanders
merupakan kandidat calon presiden dari Partai Demokrat, namun kalah
dalam konvensi melawan Hillary Clinton. Saat ini ia berusia 75 tahun.
Jika ia maju pilpres pada 2020, dan menang, maka ia akan menduduki
Gedung Putih di usia 79 tahun. Jauh lebih tua dibandingkan Donald Trump
saat ini yan berusia 70 tahun.
Ketimbang bicara mengenai pilpres
2020, Sanders menyuarakan kritiknya pada Partai Demokrat. Menurutnya,
kekalahan Partai Demokrat kali ini karena para tokoh dan elit partai
kurang antusias.
"Orang-orang pada tidak datang ke bilik suara
untuk menyalurkan hak suara mereka. Ini memalukan, saya kira, ada jutaan
orang kelas pekerja kulit putih memutuskan memilih Trump. Ini memberi
kesan bahwa slogan Partai Demokrat bersama para pekerja tidak lagi
didengar oleh kaum buruh di negeri ini," kata Sanders.
Politisi
Partai Demokrat seperti Bernie Sander serta Senator Elizabeth Warren
mendorong agar partainya lebih mendorong isu-isu ekonomi yang lebih
populis.
Menurut mereka, kekalahan
Hillary Clinton atas Donald Trump disebabkan karena Hillary enggan
sepenuhnya fokus pada isu-isu kesenjangan ekonomi dan regulasi Wall
Street yang kian ketat.
Senator Elizabeth Warren memaparkan
prinsip-prinsip yang mestinya diangkat oleh Partai Demokrat selama
pemerintahan Trump: melawan kelompok bigotry (sikap intoleran terhadap
pihak-pihak yang berbeda pandangan), mendorong kesetaraan ekonomi dan
melawan pengaruh petinggi Wall Street (pengusaha raksasa) terhadap
perekonomian Amerika sehingga menebabkan kesenjangan pendapatan
masyarakat.
"Kami akan melawan balik terhadap upaya-upaya
serangan terhadap (warga) keturunan Latin, Afrika-Amerika, perempuan, Muslim,
imigran, difabel Amerika, atau serangan terhadap siapapun. Apakah Donald
Trump berkuasa di menara kaca atau di Gedung Putih, kami tidak akan
beri jarak satu inchi pun mengenai ini (intoleransi). Tidak sekarang,
tidak kapanpun," kata Warren.
Yang kemudian menjadi persoalan bagi Demokrat adalah, kebanyakan suara untuk Hillary dan Partai Demokrat ternyata datang berasal dari dari warga usia tua atau senior---jauh lebih tua dari konstituen inti Partai Demokrat yang minoritas dan muda.
Bernie
Sander mengatakan jutaan pemilih dari kaum pekerja berusia muda berbalik arah
mendukung Trump sebagai hal memalukan bagi Demokrat. Karena itu, Partai
Demokrat harus segera berdiri mengambil posisi melawan kalangan korporat
dan pengusaha yang terjun ke politik.
"Anda tidak bisa
mengklaim bahwa kami membela kalangan pekerja, kami membela kepentingan
kaum muda. Tapi di sisi lain, kita tidak punya keberanian melawan
kelompok Wall Street dan kaum milyuner. Orang tidak akan percaya pada
kita. Jadi Anda harus memutuskan, dimana Anda berada," kata Sanders.
Sejauh ini kalangan Partai Demokrat menilai Hillary Clinton terlalu peduli pada masalah aturan keuangan, dan pajak tinggi bagi orang-orang kaya. Namun, Hillary tidak menonjol pada isu-isu yang lebih populis. (AP/ABC/Fox News/Detroit Free Press)
- Amerika Serikat
- Pilpres AS 2016
- Donald Trump
- Hillary Clinton
- Bernie Sanders
- Partai Demokrat
- Partai Republik
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!