BERITA
INTERMEZO: Berkelir Warna Bendera Thailand, Ikan Cupang Ini Termahal di Dunia
KBR - Seorang warga Thailand pemilik ikan cupang jenis Betta
(Siamese fighting fish) terkaget-kaget ketika mengetahui ikan cupangnya
ditawar hingga 10 ribu baht atau sekitar Rp3 juta rupiah. Dan tawaran
harga ternyata masih naik tidak berhenti.
Kachen Worachai semula
memasang foto ikan cupang miliknya yang berukuran panjang satu inchi di
grup Facebook dan menawarkannya kepada siapa yang mau beli. Pria berusia
40 tahun itu mengatakan ingin menjual ikan cupangnya itu sekitar
beberapa ribu baht. Penawaran akan ditutup 8 November.
Namun
tiba-tiba ia kaget karena postingannya itu menjadi viral, banyak orang
tertarik dan berlomba-lomba menaikkan angka penawaran.
Mahalnya
ikan cupang Kachen itu karena warnanya yang mirip bendera Thailand,
biru, putih dan merah. Tawaran terus datang hingga akhirnya ikan cupang
cantik itu terjual di harga 53,500 baht (Rp20 juta). Ini merupakan harga
termahal ikan cupang di dunia.
"Saya tidak menyangka harga ikan saya ini bisa sampai segitu," kata Kachen yang mengaku memiliki hobi beternak ikan cupang.
Kachen
mengatakan sebelumnya banyak peternak ikan cupang yang mencoba untuk
mereproduksi ikan cupang berwarna bendera Thailand, namun jarang
berhasil. Pernah ada yang memiliki ikan cupang dengan warna bendera
Thailand namun tidak sebening dan sejernih yang ia punya.
"Peluang
mendapatkan ikan dengan warna bendera persis itu perbandingannya satu
berbanding 10 ribu... Ternyata keberuntungan ada pada saya," kata
Kachen.
"Saya ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Thailand bisa
menghasilkan ikan yang cantik. Ini milik semua warga Thailand," katanya.
Sebelumnya harga termahal ikan cupang adalah jenis Betta bulan setengah yang terjual 23,500 baht (Rp8 juta). (AP/Times of Malta/ENCA)
- ikan cupang
- Thailand
- ikan hias
- perikanan
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!