BERITA

Mabes Beri Jaminan Keamanan, Ini Sebab Petani Telukjambe Karawang Tak Percaya

""Kami tidak percaya dia sudah melakukannya," "

Rio Tuasikal

Mabes Beri Jaminan Keamanan, Ini Sebab Petani Telukjambe Karawang Tak Percaya
Petugas berjaga di lokasi konflik lahan Telukjambe, Karawang, Jawa Barat. (Foto: KBR/Yudi R.)



KBR, Jakarta- Serikat Tani Nasional (STN) tak yakin Kepolisian Indonesia telah memerintahkan Kepolisian Jawa Barat dan Karawang untuk memberikan jaminan keamanan pada para petani Telukjambe yang mengungsi ke Jakarta. Kata Ketua Umum STN Ahmad Rifai mereka tak percaya lantaran mabes polri menolak menunjukkan surat perintah itu.

"Kami tidak percaya dia sudah melakukannya," katanya lagi.  

Siang tadi rombongan aktifis dan petani Telukjambe Karawang ingin bertemu Kapolri Tito Karnavian untuk meminta jaminan keamanan.  Rombongan terdiri atas 3 korban, Ketua STN Ahmad Rifai, 2 orang aktivis Kontras, dan saksi-saksi. Rombongan lantas diterima   Petugas Hubungan Masyarakat  Mabes Polri Adi Karya Tobing. Kata Rifai, dalam pertemuan itu, Adi menyatakan sudah memerintahkan Polda Jabar dan Polresta Karawang untuk memberikan jaminan keamanan. 

Kepolisian Jabar menyatakan masih menunggu instruksi Mabes Polri untuk memberikan jaminan keamanan kepada petani Karawang yang mengaku diintimidasi oleh PT Pertiwi Lestari. Juru Bicara Polda Jabar Yusri Yunus menyatakan akan mencek kebenaran kabar intimidasi tersebut.

Kata dia, polda akan mencari tahu kondisi lapangan dan permasalahnya sebelum memutuskan memberikan perlindungan.

"Kita akan turun, nanti kita tunggu dari Mabes seperti apa," katanya kepada KBR.


"Itu pasti akan kita cek kebenarannya. Nggak akan kita diamkan. Kita akan cek dia punya kebenaran laporan itu apakah betul. Kalau memang itu betul laporannya ya akan kita proses, sekalian bikin laporan," jelasnya lagi.


Sebelumnya, petani Karawang meminta jaminan perlindungan agar bisa kembali ke desanya yang terlibat sengketa lahan dengan perusahaan. Para petani meminta jaminan keselamatan diri dan perlindungan aset-aset di desa yang mereka tinggalkan. Aset-aset itu berupa lahan, rumah, motor, dan hewan ternak.


Ketua Serikat Tani Nasional Ahmad Rifai menyatakan pihaknya telah mencatat ada 1 kasus pencurian motor dan 1 kasus pembobolan warung. Namun polisi belum menjawab permintaan jaminan keamanan mereka.  


Pengaduan

Serikat Tani Nasional (STN) hari ini batal melaporkan dugaan penganiayaan PT Pertiwi Lestari terhadap 3 petani Karawang. Sebab, kata Ketua STN, Ahmad Rifai, kuitansi visum untuk 2 korban masih berada di Karawang. Padahal kuitansi itu akan dilampirkan jadi barang bukti.

Kata dia, kuitansi itu akan dibawa malam ini dan pelaporan akan kembali dilakukan besok.

"Itu kan dua orang. Korban atas nama pak Endang dan mak Ulung," jelasnya kepada KBR, Senin (24/10/2016) malam.


"Insya Allah, setelah kita koordinasi dengan teman-teman di Kontras. Pasti kita ke Kabareskrim ke depannya," tambahnya.


Para petani ini akan melaporkan dugaan penganiayaan dan pemukulan oleh petugas keamanan PT Pertiwi Lestari. Petani dan perusahaan ini sedang terlibat konflik lahan. Satu korban dipukul pada 10 Oktober, dan 2 korban dari kejadian 11 Oktober.


Editor: Rony Sitanggang

  • konflik lahan telukjambe barat karawang
  • Ketua Umum Serikat Tani Nasional Ahmad Rifai

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!