BERITA

Demo ke Istana, Petani Telukjambe Karawang Minta Jaminan Keamanan

""Bagaimana petani ini pulang ke kampung halaman dengan mengantongi jaminan keamanan dari negara, yang dalam hal ini Mabes Polri.""

Dian Kurniati

Demo ke Istana, Petani Telukjambe Karawang Minta Jaminan Keamanan
Sekeluarga petani Telukjambe Barat Karawang mengadu ke Kontras. (Foto: KBR/Randyka W.)



KBR, Jakarta- Sekelompok petani dari Desa Wanajaya, Kecamatan Teluk Jambe Barat, Kabupaten Karawang yang berdemo di muka Istana Negara, akhirnya diterima menyampaikan aspirasinya pada Kementerian Sekretariat Negara. Ketua Umum Serikat Tani Nasional Ahmad Rifai mengatakan, dia bersama empat pendemo menyampaikan dua desakan penting terkait nasib mereka yang saat ini terusir dari kampungnya akibat berkonflik dengan PT. Pertiwi Lestari.

Kata dia, dua desakan itu disampaikan kepada Biro Humas Kemensetneg.

"Hasilnya tadi kita punya dua tuntutan yang harus segera dipenuhi. Pertama, yang mendesak adalah bagaimana petani ini pulang ke kampung halaman dengan mengantongi jaminan keamanan dari negara, yang dalam hal ini Mabes Polri. Tetapi tadi, oleh Kementerian Sekretariat Negara, sedang dikoordinasikan dengan berbagai pihak. Kedua, tuntutan yang jangka panjang, konflik agrarianya," kata Rifai di komplek Monumen Nasional, Jumat (21/10/16).


Rifai mengatakan, Kemensetneg menjanjikan akan mengabulkan permintaan petani Karawang, dan segera berkoordinasi dengan berbagai pihak, terutama Kepolisian Republik Indonesia, serta Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Kata dia, hal terpenting yang harus segera dikabulkan adalah surat jaminan keamanan untuk para petani pulang kembali ke kampungnya dari Mabes Polri. Rifai memperkirakan, apabila Kemensetneg bisa segera menindaklanjuti desakan petani, surat itu akan keluar besok.


Adapun desakan kedua, yakni penyelesaian konflik agraria di Karawang, kata Rifai, memang memerlukan waktu jangka panjang. Meski begitu, kata dia, pemerintah tetap bertanggung jawab mencari titik temu yang tetap berpihak pada petani, bukan pengusaha PT. Pertiwi Lestari.


Selain dua desakan itu, kata Rifai, petani karawang juga meminta negara menyelesaikan tindak kriminalisasi warga Karawang. Pasalnya, hingga saat ini ada 12 petani yang masih ditahan di Polres Karawang, dengan tuduhan pengeroyokan. Mereka juga ingin Kapolri memanggil Kapolres Karawang, karena terindikasi menjalankan tugas tidak sesuai undang-undang, yakni melindungi dan mengayomi masyarakat.


Siang tadi, sekitar 200 orang, termasuk anak-anak warga Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat, Kabupaten Karawang berdemo di depan komplek Monumen Nasional, muka Istana Negara. Mereka tetap berdemo dengan tertib, meski Jakarta diguyur hujan.

Demo itu menyusul bentrokan antara petani karawang dengan PT. Pertiwi Lestari, yang sekitar dua pekan lalu mengerahkan ratusanb personil polisi untuk memukul mundur petani. Bentrokan itu menimbulkan korban luka-luka di kedua belah pihak. Para petani Karawang akhirnya ke Jakarta untuk meminta perlindungan, karena sebelumnya, mereka merasa diburu, diancam, dan diintimidasi polisi agar pergi meninggalkan rumah dan kampungnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • konflik lahan telukjambe barat karawang
  • Ketua Umum Serikat Tani Nasional Ahmad Rifai

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!