BERITA

ACT-Kemensos Bangun 1,000 Selter Pengungsi Rohingya di Bangladesh

"Presiden Aksi Cepat Tanggap ACT Ahyudin mengatakan bersama Kementerian Sosial mereka juga akan menyiapkan lahan untuk pertanian para pengungsi dengan jumlah 1,000 lahan. "

ACT-Kemensos Bangun 1,000 Selter Pengungsi Rohingya di Bangladesh
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Presiden Aksi Cepat Tanggap Ahyudin saat pelepasan kapal pengangkut bantuan kemanusiaan Rohingya di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Priok, Surabaya, Kamis (21/9/2017). (Foto: KBR/Muh Mukied)

KBR, Surabaya - Lembaga sosial Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama Kementerian Sosial berencana membangun selter penampungan pengungsi bagi warga muslim Rohingya yang berada di perbatasan Bangladesh. 

Presiden ACT, Ahyudin menyatakan dalam waktu ia dan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa akan mengunjungi Bangladesh untuk melihat langsung persiapan pembangunan selter penampungan itu. 

Jumlah shelter yang akan dibangun diperkirakan 1,000 unit. Meski namanya selter, Ahyudin mengatakan bangunan akan dibuat agar nyaman bagi pengungsi.

"ACT juga bersama Kemensos RI akan melanjutkan program yang akan segera di-launching oleh kami, yaitu program pengadaan seribu selter, hunian nyaman lah untuk pengungsi," kata Ahyudin usai pelepasan kapal kemanusiaan oleh Mensos Khofifah Indar Parawansa di Terminal Peti Kemas Surabaya, Kamis (21/9/2017).

Presiden Aksi Cepat Tanggap ACT Ahyudin mengatakan bersama Kementerian Sosial mereka juga akan menyiapkan lahan untuk pertanian para pengungsi dengan jumlah 1,000 lahan. 

Untuk menunjang perekonomian pengungsi, ACT dan Kemensos juga akan membangun pasar. Hal itu, menurut dia dapat mambantu pengungsi sehingga tidak terus bergantung pada bantuan.

"Kita juga akan menyiapkan seribu lahan pertanian, supaya pengungsi ini tidak hanya hidup bergantung pada bantuan saja. Kita juga rencana membuat pasar untuk aktivitas ekonomi mereka," pungkasnya.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa membenarkan rencananya mengunjungi lokasi pembangunan selter pengungsi di Bangladesh.

"Saya punya rencana dengan Pak Ahyudin dari ACT ingin melihat bagaimana proses persiapan selter. Saya juga melakukan komunikasi ini dengan beberapa teman yang lain. Ini karena penyiapan selter, sekolah apalagi lahan untuk kehidupan ekonomi masyarakat Rohingya yang sudah mengungsi di Bangladesh, untuk kelanjutannya disuport oleh produktivitas mereka," kata Khofifah.

Baca juga:

Kapal kemanusiaan

Pada Kamis (21/9/2017) Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa melepas kapal kemanusiaan di Terminal Peti Kemas, Surabaya, Jawa Timur. Kapal tersebut mengangkut dua ribu ton beras bantuan dari masyarakat Indonesia untuk pengungsi Rohingya di Bangladesh, yang dikumpulkan oleh organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Pengurus Pusat Muslimat NU serta sejumlah lembaga sosial lainya yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Terimaksih ACT sudah menginisiasi ini, menggerakkan energi seluruh umat untuk bisa membantu krisis kemanusian yang sedang dialami saudara kita. Baik yang ada di Rohingnya, Chittagong maupun yang sekarang ada di Bangladesh. Semua ikhtiar ini ternyata mendapat support luar biasa," kata Khofifah. 

Khofifah berharap seluruh bantuan dari bangsa Indonesia baik yang resmi dari pemerintah maupun swadaya dari masyarakat bisa tiba secepat mungkin dan benar-benar diterima oleh masyarakat Rohingya.

"Hati kita, pikiran kita, dan langkah kita sudah terpanggil untuk menjadi bagian dalam menyelesaikan masalah kemanusiaan. Semoga krisis kemanusiaan di Rohingya bisa segera teratasi," harapnya.

Khofifah juga mengingatkan berbagai macam upaya yang telah dilakukan pemerintah Indonesia untuk membantu Rohingya, seperti menolak semua kekerasan, melindungi warga Rohingya, dan menjaga keselamatan seluruh hak hidup masyarakat.

"Bangsa Indonesia bisa bergerak untuk mengajak pemerintah Myanmar membuka isolasi, agar bantuan kemanusiaan ini bisa dimaksimalkan," pungkasnya.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman 

  • Aksi Cepat Tanggap ACT
  • Rohingya
  • pengungsi Rohingya
  • Rohingya Myanmar
  • Myanmar
  • pengungsi myanmar
  • bantuan kemanusiaan
  • tragedi kemanusiaan Rohingya
  • bantuan Rohingya

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!