DARI POJOK MENTENG

[Advertorial] ASI Eksklusif Cegah Stunting

[Advertorial] ASI Eksklusif Cegah Stunting

Stunting atau kekerdilan saat ini menjadi perhatian berbagai pihak, baik masyarakat maupun pemerintah, karena dampak buruknya yang berkepanjangan terhadap anak-anak Indonesia. Dampak stunting bukan hanya kegagalan mencapai tinggi badan sesuai potensi genetik. Otak anak yang stunting pun tidak dapat berkembang secara normal sehingga mengakibatkan kemampuan kognitif dan kekebalan tubuh yang rendah. Ke depannya ini akan menyebabkan si anak kesulitan bersaing dalam dunia pekerjaan. Selain itu, seorang Ibu yang mengalami stunting beresiko melahirkan anak stunting

Data pemantauan status gizi milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2017 menunjukkan, masih ada 29,6% anak yang masih menderita stunting. Sementara data lain dari Global Stunting Prevalence tahun 2015 menyebutkan satu dari tiga anak di Indonesia mengalami stunting

Kekerdilan harus diantisipaasi sejak 1000 hari pertama kehidupan. Faktor-faktor penyebab stunting adalah:

  1. Kesehatan dan gizi ibu yang kurang terjamin. Ibu stunting, Jarak persalinan terlalu cepat dan kehamilan remaja.
  2. Praktik pemberian makan bayi dan anak yang tidak kuat. Tidak mendapat inisiasi menyusui dini, tidak disusui eksklusif, pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tidak memenuhi kuantitas, kualitas dan variasi.
  3. Infeksi pada 1000 hari pertama kehidupan. Karena pola asuh, lingkungan dan higinitas yang buruk, juga kemiskinan dan minimnya layanan kesehatan.

Salah satu cara untuk mencegah stunting adalah pemberian ASI eksklusif (tanpa makanan pendamping) pada bayi sampai enam bulan. Sayangnya masih banyak perempuan yang menyepelekan pemberian ASI, padahal kandungan dalam ASI sangatlah kaya dan baik bagi pertumbuhan anak. ASI merupakan sumber dari nutrisi otak. ASI mengandung Laktosa, AA-DHA, Zat besi, Zinc, Selenium, Yodium yang merupakan bahan baku dari sel saraf otak. 

ASI juga menjadi pencegah infeksi pada anak dan membuat daya tahan tubuh anak menjadi lebih baik. Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan resiko kematian akibat pneumonia 15,1 kali dan resiko kematian akibat diare hingga 10,5 kali. 

Salah satu negara yang mempunyai dampak nyata pemberian ASI adalah Kenya. Dalam lima tahun terakhir yaitu 2012-2017, Kenya membuktikan peningkatan pemberian ASI eksklusif sebesar 50 persen berdampak nyata pada penurunan angka kematian bayi dan prevalensi stunting hingga 40%. 

Mengingat pentingnya ASI ekslusif, maka pemerintah ikut serta dalam pekan ASI Sedunia. Oleh karena itu, para calon ibu diharapkan untuk menerapkan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama. Keluarga dan masyarakat harus mendukung para ibu untuk menerapkannya.

Editor: Paul M Nuh

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

  • kemenkes
  • ASI
  • stunting
  • #Gizi

Komentar (1)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • Najib4 months ago

    Saya sangat setuju bahwa pemberian asi eksklusif dapat mencegah stunting pada anak. Sebenarnya ada hubungan antara asi dan pencegahan stunting. Simak faktanya disini! https://mamabear.co.id/asi-dan-stunting/