BERITA

Warga Olak-Olak Tolak Mediasi Kedua Ala Pemkab Kubu Raya

Warga Olak-Olak Tolak Mediasi Kedua Ala Pemkab Kubu Raya



KBR, Pontianak- Ratusan warga desa Olak-olak Kecamatan Kubu Kabupaten Kubu Raya yang mengungsi ke Pontianak akibat takut diciduk polisi terkait sengketa lahan dengan PT Sintang Raya, menolak untuk mengikuti mediasi kedua yang diprakarsai Pemerintah Kabupaten Kubu Raya.

 

Kristianti, pengacara warga dari Perkumpulan Bantuan Hukum Kalimantan (PBHK) mengatakan, didalam surat yang dikirimkan oleh Pemerintah Kubu Raya terdapat catatan yang memihak perusahaan ketimbang warga. Pasalnya catatan itu berisikan perwakilan perusahaan yang hadir bisa mengambil keputusan, sedangkan masyarakat dalam surat undangan mediasi itu tidak diberikan ruang.

 

Kata Kristianti, didalam surat itu juga ada penyudutan terhadap LSM pendamping warga yakni Aliansi Gerakan Reforma Agraria (AGRA).

 

Kristiani menambahkan, jika memang pemerintah serius ingin memediasi persoalan ini seharusnya mengundang mediator yang ditunjuk para pihak yang bersengketa atau bisa melalui penetapan pengadilan. Namun, dari isi surat saja pemkab dianggap terlalu memihak.


"Setau saya, kalau mediasi itu ada tim mediatornya, dan tim mediator itu bukan dari pihak pemerintah. Pemerintah bisa menjadi pemrakarsa tapi bukan dia yang jadi mediator sehingga mereka tidak berani hadir. Takutnya ini menjadi ajang, untuk mencatat orang yang dituduh menjadi provokator dalam aksi pendudukan lahan itu," kata Kristianti kepada KBR di Pontianak, Kamis (04/08/2016).


Selain itu kata dia, dalam mediasi pertama Rabu ( 03/08/2016) siang kemarin, warga yang hadir menjadi bulan-bulanan penyudutan oleh wakil rakyat serta polisi. Sehingga di mediasi kedua ini, warga mengurungkan niat untuk hadir.


Sementara itu, Rubiyem salah seorang pengungsi mengaku takut untuk tinggal di pengungsian, yang akhirnya memilih bersama puluhan warga lain menginap sementara di kantor perwakilan Komnas Ham Kalbar.


"Masih khawatirlah karena belum ada perlindungan yang tertulis gitu, masih lisan jadinya kami kan masih khawatir masih was-was juga, dan kami pun masih bersikukuh untuk memperjuangkan hak kami," kata Rubiyem kepada KBR di Kantor Komnas Ham Perwakilan Kalbar, Kamis (04/08/2016).

 

Dari pantauan KBR, puluhan warga dan 15 anak-anak dibawa orang tuanya untuk menginap di kantor Komnas Ham Perwakilan Kalbar, karena takut diciduk di tempat pengungsian. Tampak, sejumlah tikar dibentangkan di belakang kantor pembela hak asasi manusia itu, dan sejumlah bahan makanan seperti beras, telur dan mie instan disiapkan warga untuk panganan mereka selama mengungsi.

 

Berdasarkan informasi dari LSM AGRA, pernyataan Polisi beberapa hari lalu untuk menarik pasukannya tidaklah terjadi. Menurut Wahyu, Ketua AGRA Kalbar, 60 anggota Polisi yang diduga melakukan sweeping dari dusun ke dusun di desa Olak-olak itu hanya berganti jaga (shift).

Editor: Dimas Rizky 

  • konflik lahan
  • warga vs perusahaan sawit
  • warga Olak-olak

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!