BERITA

Perdagangan Orang di Usaha Perikanan Ilegal Sulit Terdeteksi, Ini Modusnya

Perdagangan Orang di Usaha Perikanan Ilegal Sulit Terdeteksi, Ini Modusnya



KBR, Jakarta- Chief of Mission International Organization for Migration (IOM) Indonesia, Mark Getchell menyebut, eksploitasi terhadap korban perdagangan orang di usaha perikanan ilegal sulit dideteksi. Sehingga sampai saat ini IOM kesulitan mendapat data pasti korban perdagangan orang tersebut.

Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, pengusaha perikanan ilegal mempunyai modus operandi tersendiri agar sulit dideteksi. Diduga ada sekitar 700 ribu anak buah kapal (ABK) yang menjadi korban perdagangan orang, 50 persen diantaranya berasal dari Indonesia.

"Korban terbesar di perikanan justru dari Indonesia. Hanya mereka tidak dipakai di Indonesia. Mereka dipakainya di luar Indonesia, sedangkan di perairan Indonesia yang dipakai orang Myanmar. Itu merupakan cara mereka supaya sulit dideteksi. Jadi mereka ditempatkan di luar negara asalnya," kata Susi di Jakarta, Senin (15/08/16).

Susi menjelaskan, penangkapan ikan berlebihan (overfishing) dan kerusakan alam menjadi indikasi adanya praktik eksploitasi korban-korban perdagangan orang untuk melancarkan usaha perikanan ilegal. Selain itu, praktik perdagangan orang dan kerja paksa banyak ditemukan di industri perikanan tingkat regional Asean baru-baru ini.

"Kasus human trafficking dan force labor di Benjina dan Ambon adalah kasus besar," ujar Susi.

Susi menambahkan, KKP masih menyempurnakan data pasti jumlah anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang dipekerjakan dalam usaha perikanan ilegal di seluruh perairan dunia tersebut.

"Dari catatan yang selama ini kita dengar hanya 250 ribu, tapi sebetulnya dalam dunia ilegal fishing ada sekitar 700 ribu ABK yang dikhawatirkan oleh kita 50% diantaranya berasal dari Indonesia. Kita menyadari bahwa karakter bangsa kita yang sangat baik dan penurut itu sangat rentan dan sangat disukai serta diminati dalam hal perbudakan."

Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), International Organization for Migration (IOM) dan seluruh negara ASEAN masih berkoordinasi untuk membahas isu perdagangan orang dan kerja paksa ini. Mereka menggelar Asean Conference on Human Trafficking and Forced Labour in Fishing Industry. Rencananya konferensi ini akan digelar dalam dua hari, 15 dan 16 Agustus 2016 di Jakarta.

Turut hadir Chief of Mission IOM Indonesia Mark Getchell, perwakilan Senior Level Official Meeting (SLOM) di bidang ketenagakerjaan, perwakilan Senior Official Meeting on Transnational Crime (SOMTC), Head of Specialized Unit (HSU), direktorat urusan imigrasi, serta direktorat urusan kelautan dan perikanan dari sepuluh negara ASEAN. 

Editor: Malika

  • ABK
  • anak buah kapal
  • perdagangan orang
  • Susi Pudjiastuti
  • Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!