BERITA

Waspada, Jalur Mudik Selatan Jawa Timur Rawan Longsor

Waspada, Jalur Mudik Selatan Jawa Timur Rawan Longsor

KBR, Trenggalek - Kepolisian Resort Trenggalek Jawa Timur meminta para pemudik yang hendak melintasi jalur selatan Jawa Timur di Kabupaten Trenggalek agar tetap waspada di perjalanan, karena terdapat sejumlah titik rawan longsor.

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Trenggalek, Ricky Tri Darma mengatakan jalur rawan longsor tersebut berada di ruas Trenggalek-Ponorogo KM 16 hingga 17, di Desa Nglinggis, Kecamatan Tugu.


Pada titik tersebut terdapat tebing dan jurang yang cukup curam dan telah berulangkali longsor. Selain itu sejumah material longsor dari bencana sebelumnya juga masih menumpuk di pinggir jalan.


"Di wilayah Tugu masih ada penumpukan material sisa-sisa longsor. Di Kilometer 17 masih banyak. Untuk antisipasinya, kami sudah koordinasi dengan forum lalu lintas dan sudah disigakan alat berat di sana. Apabila sewaktu-waktu terjadi longsor maka siap dioperasikan termasuk operatornya," kata Ricky Tri Darma di Trenggalek, Jumat (16/6/2017).


Ricky menambahkan, potensi longsor di KM 16 dan 17 cukup tinggi, karena kondisi tebing saat ini cukup labil. Polres Trenggalek mengimbau para pemudik berhati-hati, utamanya jika menempuh perjalanan malam hari atau saat terjadi hujan.


Untuk ruas jalan nasional yang menghubungkan Trenggalek dengan Tulungagung, Ricky Tri Darma mengatakan kondisinya cukup baik dan siap digunakan untuk mendukung arus mudik maupu balik lebaran.


Ricky mengatakan sejumlah pengerjaan perbaikan jalan telah rampung sejak H-20 lebaran lalu. Meski demikian, kata Ricky, pada ruas jalan yang baru diperbaiki, belum dilengkapi dengan marka jalan sehingga tetap menuntut kewaspadaan dari para pemudik.


Editor: Agus Luqman 

  • mudik
  • mudik lebaran
  • Mudik 2017
  • Lebaran 2017
  • lebaran
  • arus mudik
  • arus mudik lebaran

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!