BERITA

Pengamat: Qatar Lebih Kaya dari Arab Saudi, Stok Pangan Tak Masalah

Pengamat: Qatar Lebih Kaya dari Arab Saudi, Stok Pangan Tak Masalah

KBR, Jakarta - Pengamat Timur Tengah Smith Al Hadar menilai embargo ekonomi dari negara-negara Arab terhadap Qatar tidak akan berdampak buruk bagi Indonesia.

Smith mengatakan Qatar sebagai salah satu negara terkaya di Timur Tengah tidak hanya menggantungkan perdagangan pada negara-negara di semenanjung Arab, melainkan juga ke negara-negara lain. Smith mengatakan perdagangan Qatar dengan negara Arab hanya sekitar lima persen, sedangkan mayoritas perdagangan dilakukan dengan Amerika, Erpa, Asia Timur dan Asia Tenggara.


"Jadi, dampak tenaga kerja kita bisa dikatakan tidak ada, kecuali ya terjadi sedikit kebingungan untuk penyesuaian," kata Smith Al Hadar saat dihubungi KBR, Selasa (6/6/2017).


Smith juga menambahkan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan jumlah tenaga kerja asal Indonesia yang mencapai sekitar 43 ribu orang yang tinggal di Qatar.


"Tidak ada dampaknya, kecuali beberapa waktu terjadi gangguan terhadap transportasi udara dan tenaga kerja kita yang berangkat ke Qatar, itu tidak akan lama. Dampak negatif secara ekonomi terhadap Indonesia tidak signifikan. Qatar negara terkaya di negara-negara Arab, jauh meninggalkan Arab Saudi dengan pendapatan perkapita 93 ribu dollar Amerika Serikat. Sedangkan Saudi hanya 24 ribu dollar per kapita," kata Smith.


Lebih lanjut Smith mengatakan, blokade masuknya bahan pokok ke Qatar juga hanya menimbulkan sedikit kepanikan. Karena, kata Smith, Qatar memiliki pelabuhan besar yang bisa dimaksimalkan untuk menyediakan pasokan bahan pokok untuk memenuhi kebutuhan warga.


"Bukan karena Qatar tidak mampu mengimpor. Selama ini memang Qatar menggunakan Saudi Arabia sebagai jalur transportasi darat dalam mendatangkan bahan pangan Qatar melalui darat. Kita masih ingat Qatar meresmikan pelabuhan laut yang sangat besar dan dengan adanya peristiwa ini Qatar akan memaksimalkan pengunaan pelabuhan. Impor yang biasanya melalui Arab Saudi, sekarang akan menggunakan pelabuhan tersebut," kata Smith.


Dampak wisata


Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menyatakan situasi di Timur Tengah tidak akan berdampak besar bagi Indonesia. Darmin mengataan Indonesia tidak punya ketergantungan hubungan dagang dengan negara-negara yang tengah berkonflik.


Sebelumnya, sejumlah negara di Timur Tengah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar. Qatar dituding mendukung kelompok militan seperti ISIS dan Al Qaeda.


"Hubungan perdagangan Indonesia itu ada Asia Timur, Asia Selatan, Cina, Amerika, Jepang dan Eropa. Jadi memang hubungan ekonominya tidak terlalu besar," kata Darmin di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (6/6/2017).

red


Meski begitu, Menteri Pariwisata Arief Yahya khawatir kisruh ini berpotensi menurunkan jumlah kunjungan wisatawan dari negara-negara yang memboikot Qatar ke Indonesia.


Ia mencatat dalam satu tahun sekitar 100 ribu orang berkunjung ke Indonesia menggunakan maskapai penerbangan Qatar Airways. Sekitar 70 persen di antaranya merupakan wisatawan.


"100 ribu itu total orang yang naik itu (setahun). Impact-nya kalau tujuh bulan untuk tahun ini ada 70 persennya, jadi sekitar 49 ribu orang," kata Arief.


Arief akan meminta Menteri Perhubungan untuk memberikan lisensi dari Qatar Airways ke maskapai penerbangan lain,  agar akses kunjungan ke Indonesia tetap terbuka bagi wisatawan Timur Tengah.


"Yang tadinya lisensinya kita berikan ke Qatar saya minta Kemenhub nanti memindahkan ke Emirates atau Etihad. Apa boleh buat, wong nggak bisa terbang dia. Kalau enggak, kita rugi 100 ribu, besar sekali," kata dia.


Baca juga:


Editor: Agus Luqman 

  • Qatar
  • timur tengah
  • wni
  • Arab Saudi
  • uni emirat arab
  • Negara Teluk

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!