HEADLINE

Perang Terhadap Narkoba, Jokowi: Kalau Perlu Dor Mereka

"Aparat juga diminta tidak pandang bulu terhadap pelaku pengedar narkoba."

Ade Irmansyah

Presiden Joko Widodo. (KBR/Danny Setiawan)
Presiden Joko Widodo. (KBR/Danny Setiawan)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo kembali menegaskan pentingnya koordinasi antara pihak terkait dan masyarakat terhadap pemberantasan narkoba. Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 2016 di Lapangan Cengkeh, Kota Tua, Jakarta. 

Modus dan sasaran pengedar semakin beragam mulai pada tingkatan siswa taman kanak-kanak hingga pejabat negara.

"Dan lebih mengkhawatirkan lagi kejahatan luar biasa ini sudah merengkuh berbagai lapisan masyarakat, tadi sudah disampaikan kepala BNN anak di TK sudah ada yang terkena narkoba, anak di SD juga sudah ada yang tekena narkoba dan tidak hanya di desa di kampung, tidak hanya di kota, di kampung, di desa, tidak hanya orang dewasa remaja, anak bahkan yang tadi saya sampaikan yang di TK pun sudah terasuki narkoba. Tidak hanya orang biasa tapi juga ada aparat, ada pejabat yang ini seharusnya menjadi panutan, terkena narkoba," ujarnya di Lapangan Cengkeh, Kota Tua, Jakarta. 

Selain itu dampak dari narkoba tiap tahunnya membuat Indonesia harus menelan kerugian dengan jumlah yang cukup besar. Tahun ini jumlah pemakai barang haram tersebut mencapai 5,1 juta orang. Kerugian materil akibat banyaknya pengguna tersebut diperkirakan hingga 6,3 trilliun rupiah.

"Di dalam negeri kita jumlah pengguna terus meningkat. Tahun 2015 diperkirakan angka prevalensi penggunaan narkoba mencapai 5,1 juta orang, dan angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba, kepala BNN menyampaikan kepada saya, setiap hari 40 sampai 50 generasi muda kita mati karena narkoba. Kerugian material diperkirakan kurang lebih 63 trilliun yang menyangkut kerugian akibat belanja narkoba, kerugian akibat biaya pengobatan, kerugian akibat barang-barang yang dicuri, dan kerugian akibat biaya rehabilitasi dan biaya-biaya lainnya," ujarnya.

Oleh karenanya, dia meminta agar aparat kepolisian dan Badan Narkotika Nasional mengambil langkah tegas terhadap setiap pengedar narkoba. Langkah tegas itu tak hanya harus dilaksanakan di tingkat pusat tetapi juga di level daerah. Selain itu, aparat juga diminta tidak pandang bulu terhadap pelaku pengedar narkoba. Pengedar besar maupun kecil sama saja. Para pengedar narkoba kini semakin cerdas mengelabui aparat dalam mengedarkan narkoba. Mereka tidak mengedarkan sendiri barang haram itu, melainkan memanfaatkan orang yang relatif tidak dicurigai seperti wanita dan anak-anak.

"Semua itu harus dihentikan harus dilawan dan tidak bisa dibiarkan lagi. Kita tegaskan perang melawan narkoba di Indonesia. Saya ingin ingatkan kepada kita semua, di kementerian di lembaga di aparat hukum kita terutama di Polri. Saya tegaskan sekali lagi kepada seluruh Kapolda, jajaran polda, kepada jajaran Polres, Polsek semuanya kejar mereka, tangkap mereka, hajar mereka, hantam mereka, kalau Undang-Undang memperbolehklan, 'door!' mereka," ujarnya.  

  • hari anti narkotika internasional
  • narkotika
  • narkoba
  • Jokowi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!