DARI POJOK MENTENG

Buka Puasa Bertabur Buah Segar

Buka Puasa Bertabur Buah Segar
Marketing & Communication Manager Sunpride, Luthfiany Azwawie, tengah menilai lomba parcel saat buka puasa bersama di Arion Swiss, Jakarta, Sabtu, (25/6/2016)

KBR-Jakarta, Sekeliling mata memandang buah segar beraneka warna. Nanas, pisang, jeruk baby, apel, jambu, melon, pepaya dan blewah, memenuhi ruangan. Di atas meja tamu pun, sebagian ragam buah-buahan tadi sudah tersedia sebagai penghias sekaligus sambutan bagi para undangan untuk berbuka puasa bersama Sunpride di Arion Swiss, Kemang Raya, Jakarta Selatan, Sabtu (25/6/2016).

Acara buka bersama yang dihadiri awak media, blogger dan komunitas Nangkring Sunpride ini, selain untuk menjaga silaturahmi, juga mengajak para tamu untuk mengenal produk Sunpride lebih dekat. Sembari menunggu waktu berbuka, kami disuguhkan dengan tayangan video yang memperlihatkan bagaimana proses buah-buahan Sunpride diproduksi. Mulai dari penanaman, saat penanaman, panen, pengaturan suhu, pengepakan hingga distribusi. Dibalik semua itu, ternyata ada tangan dingin para engineering yang memastikan agar mutu produk terjaga dan proses distribusi berjalan lancar dan aman, hingga sampai ke tangan konsumen. Saat pengolahan pun, listrik tak boleh terputus, jika tidak, buah akan rusak.


Menurut Marketing & Communication Manager Sunpride, Luthfiany Azwawie  peran tim engineering sangat dibutuhkan dalam menjaga kualitas buah. Di balik brandnya, ada proses yang sangat rumit dan  melibatkan teknologi agar terjaga kualitas. “Tapi, tehnologi disini bukanlah bahan kimia atau pengawet. Salah satunya adalah tehnologi Managing Multi Temperature untuk menjaga kesegaran buah,” ujarnya. Sedangkan, untuk menjaga kualitas produk, Sunpride diaudit Sucofindo 6 bulan sekali. Berdasarkan audit yang dilakukan April 2016, Sunpride bebas residu pestisida dan logam berat. Tak heran kalau Sunpride sudah diekspor hingga ke Jepang, mengingat ketatnya peraturan impor di negara Sakura itu.


Sunpride, yang dikenal dengan buah yang berkualitas, baik rasa maupun tampilannya, adalah buah-buahan asli Indonesia. Perkebunannya ada di Lampung. Anda tentu pernah melihat pisang cavendish Sunpride yang mulus, licin, besar dan segar. Bukan karena diberi obat atau pengawet, lho, tapi karena pengolahannya yang baik.

Menurut Product Management Officer Sunpride, Sri Astuti, dari mulai ditanam, panen, packaging hingga sampai ke supermarket, benar-benar diperhatikan. Saat masih di batang, misalnya, pisang dibungkus, sehingga tak terkena sinar matahari. Ketika pisang dipotong dari batangnya, tak boleh sampai jatuh, agar kulitnya tak kotor atau tergores. Saat panen, pisang pun dicuci berkali-kali hingga bersih. “Jadi, buah Sunpride itu segar bukan karena disuntik, masa’k jumlahnya yang ribuan itu disuntik satu persatu,” ujar Sri.


redBuah segar Sunpride (foto: KBR)


Dalam acara tersebut, kami juga diberikan asupan ilmu tentang gizi yang baik. Ahli gizi dari Mayapada Hospital, Pauline Endang, menjelaskan  komposisi makanan yang seimbang adalah: karbohidrat 60-65%, protein 10-15%, dan lemak 25-30%. Karbohidrat sangat penting bagi tubuh, karena merupakan nutrisi utama bagi sel otak, sel darah, dan sel saraf. ”Jadi, hati-hati bagi yang diet karbo, paling tidak dalam  sehari, ada 150 gr karbo yang dikonsumsi dan 600 gr buah-buahan,”sarannya.


Ia menambahkan, buah yang baik dikonsumsi saat sahur adalah yang memiliki karakteristik banyak cairan, tinggi serat, dan lamban dicerna, seperti adalah apel, pepaya, melon, buah naga, dan pisang. Sedangkan, saat buka puasa, buah yang cocok adalah kurma, anggur, rambutan, dan mangga dan kelengkeng. Buah-buahan ini tinggi gula dan cepat meningkatkan gula darah, sehingga bisa menambah tenaga.  


20 menit sebelum berbuka puasa, Ustadz Rezky memberikan Tausiyah tentang manfaat buah pisang yang sudah dijelaskan dalam Al Quran. ”Buah pisang adalah salah satu buah yang akan diberikan di surga, tapi kita di dunia sudah diberkahi untuk menikmatinya,” ujarnya. Ia juga menambahkan, saat berbuka puasa, disunahkan untuk makan buah-buahan dahulu,  dulu sebelum makan berat.


Saat tengah asik mendengarkan Tausiyah dari Ustadz muda ini, es buah segar sudah hadir di depan mata, disajikan langsung oleh tim Sunpride di atas meja masing-masing tamu. Tak hanya es buah, kami juga bisa menikmati rujak buah, salad buah, puding, soto,dan makanan berat lainnya. Buka puasa dikepung buah-buahan, ceritanya.

red

           Suasana lomba parcel di buka puasa bersama Sunpride (foto: twitter @Sunprideid)


Usai berbuka dan menjalankan sholat Maghrib, acara dilanjutkan kembali. Kali ini, tamu ditantang membuat parcel. Masing-masing meja diberikan lagi buah-buahan baru, wadah parcel, plastik dan pita. ”Siapa yang lebih dulu mengantarkan parcelnya ke depan, dialah pemenangnya,” ujar sang MC. Maka semua tim pun beradu cepat, mengenyampingkan kerapian dan keindahan. Karena, siapa yang menang akan diberikan sekeranjang buah. Banyak pita tak terpasang di parcel. Bahkan, ada yang melilitkan pita yang diambil dari kursi hotel untuk mempercantik parcel karena ingin praktis.

Namun, pada akhirnya, bukan siapa yang paling cepat menyelesaikan parcel yang jadi pemenangnya. Ibu Lufti yang didapuk sebagai juri, memilih parcel yang paling banyak buahnya dan warna buah yang tersebar merata. Kedua pemenang, justru kelompok yang paling akhir menyelesaikan parcelnya.

Meski kelompok KBR belum beruntung, namun kami tetap happy menikmati serunya acara sampai akhir, sembari mengantongi buah-buahan yang digunakan untuk membuat parcel. Ketika tamu bersiap pulang, kejutan kembali hadir. Masing-masing meja diberikan pisang satu keranjang. Maka, tim satu meja pun berebut pisang. Bahkan, panitia memperbolehkan kami mengambil semua buah-buahan yang dipajang di dalam ruangan, siapa cepat dia dapat. Wah, benar-benar sehat buka puasa kali ini, bertabur buah.

  • Sunpride
  • buah lokal
  • buah segar
  • buka puasa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!