BERITA

Anak Eks Gafatar, KPAI: Pemulihan dari Trauma Sudah Dilakukan

""Cuma memang ada kendala, jumlah mereka yang banyak, itu kan di trauma healing kan harus kunjungan dan datang ke lokasi.""

Anak Eks Gafatar, KPAI: Pemulihan dari Trauma Sudah Dilakukan
Ilustrasi: Sejumlah anak eks Gafatar bermain bersama dua badut untuk menghilangkan trauma (Foto: Antara)

KBR, Jakarta- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengklaim program   pemulihan trauma bagi pengungsi Gafatar terutama anak-anak sudah berjalan di daerah-daerah. Pengurus KPAI, Erlinda Iswanto mengatakan, hal tersebut berdasarkan pantauan lembaganya terhadap program Dinas Sosial dan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di daerah.

Meski demikian, ia mengakui masih ada sebagian kecil eks Gafatar yang tidak mendapat pemulihan trauma karena kendala lokasi.

"Sudah bekerja secara baik. Cuma memang ada kendala, jumlah mereka yang banyak, itu kan di trauma healing kan harus kunjungan dan datang ke lokasi. Mungkin mereka tidak mau datang P2TP2A atau sebaliknya, petugas yang kesulitan kalau harus ke rumah penduduk mereka," jelas Erlinda saat dihubungi KBR, Kamis (09/06).

Atas dasar itu, Erlinda meminta Dinas sosial dan P2TP2A lebih aktif menjemput bola melakukan trauma healing bagi pengungsi Gafatar. Sebaliknya bagi pengungsi Gafatar yang anaknya masih mengalami trauma juga aktif melapor ke Dinas sosial dan P2TP2A agar mendapat program pemulihan trauma.

"Eks Gafatar ini kan menyebar di Kota dan Kabupaten, bahkan di pedesaan-pedesaan. Karena itu Dinas sosial dan P2TP2A harus lebih aktif begitu juga sebaliknya bagi warga eks Gafatar," imbuhnya.

Sebelumnya, Tim pendamping keluarga bekas anggota Gafatar mendesak pemerintah melakukan pemulihan trauma bagi pengungsi Gafatar terutama anak-anak. Seorang pendamping dari Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika ANBTI, Nia Sjarifuddin mengatakan pengusiran paksa pada Januari lalu sangat membekas pada anak-anak. Dia mengatakan sejumlah anak itu berubah jadi pendiam atau penakut.

Pendamping dari Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika ANBTI Nia Sjarifuddin menjelaskan, anak-anak dari keluarga eks Gafatar banyak mengalami kejadian buruk. Mereka harus bersembunyi ke tengah hutan dalam keadaan gelap dan hujan. Mereka juga dipaksa melihat pembakaran permukiman oleh massa. Mereka kemudian dibawa dengan truk terbuka dan diperlihatkan ke warga lainnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • #gafatar
  • anak gafatar
  • Pengurus KPAI
  • Erlinda Iswanto

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!