HEADLINE

Simposium Tandingan Tragedi 65 Minta Rekomendasinya Diserahkan pada Presiden

"Panitia mengharapkan Menhan beri dukungan dana"

Simposium Tandingan Tragedi 65 Minta Rekomendasinya Diserahkan pada Presiden

KBR, Jakarta- Panitia simposium tandingan tragedi 1965 yang digagas para pensiunan jenderal TNI meminta Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Panjaitan menahan dulu pembahasan rekomendasi hasil simposium 65 yang digelar bulan lalu di Hotel Aryaduta. Ketua Panitia simposium tandingan 65 Kiki Syahnakri mengatakan, penundaan pembahasan itu sampai rekomendasi hasil simposiumnya rampung.

Kata dia, rekomendasi simposumnya akan digabungkan dengan rekomendasi simposium 65.

"Kami sudah minta agar rekomendasi yang sudah disampaikan oleh simposium Aryaduta, itu ditahan dulu, menunggu dulu rekomendasi yang kami buat. Nanti, bolehlah kita padukan, dan itulah hasil akhirnya. Simposium yang kami buat adalah ingin menempatkan masalah ini dalam kerangka Pancasila," kata Kiki di Gedung Dakwah Jakarta, Senin (30/05/16).

Kiki mengatakan, pada Jumat pekan lalu, dia sudah bertemu dengan Luhut dan Ketua Panitia Pengarah Simposium 65 Agus Widjojo. Menurut Kiki, pemaparan Luhut tentang rekomendasi simposium 65 terlalu memihak kelompok Partai Komunis Indonesia. Sehingga, kata dia, sebelum diserahkan kepada Presiden Joko Widodo, rekomendasi itu perlu diseimbangkan dengan rekomendasi hasil simposumnya yang baru akan digelar lusa.

Dana

Panitia simposium tandingan tragedi 1965 menyatakan tidak menerima dukungan dana dari Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. Ketua Panitia Kiki Syahnakri mengatakan, sumbangan dari Ryamizard hanya berupa dukungan moril.

"Dari Pak Ryamizard, itu dukungan yang ada adalah dukungan moril. Tidak ada dukungan yang lain-lain. Memang kami mengharapkan tadinya, akan ada dukungan itu, tapi ternyata tidak ada. Karena beliau datang, bersedia datang, itu kan dukungan moril. Dukungan finansial tidak ada," kata Kiki di Gedung Dakwah Jakarta, Senin (30/05/16).

Kiki mengatakan, dukungan moril dari Ryamizard sangat penting untuk penyelenggaraan simposium itu. Kata dia, Ryamizar dijadwalkan hadir pada hari pertama untuk membuka simposium dan memberikan sambutan. Dia berujar, dari kalangan pemerintah memang baru Ryamizard yang mengonfirmasi hadir dalam simposium, meski dia juga mengklaim mendapat restu dari Menteri Koordinator Bidang Politik, hukum, dan keamanan.

Simposium tandingan yang diketuai Kiki bertema "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan Partai Komunis Indonesia dan Ideologi Lain". Simposium itu akan digelar selama dua hari pada 1 dan 2 Juni 2016 di Balai Kartini. Simposium tandingan itu dipelopori oleh Gerakan Bela Negara, berbagai ormas kepemudaan, ormas Islam, serta organisasi purnawirawan TNI dan Polri. Pembicara yang hadir di antaranya Purnawirawan TNI Sintong Panjaitan, Ketua Fron Pembela Islam Habib Riziek, dan Politisi Partai Gerindra Fadli Zon. Sama seperti simposium 65, simposium tandingan itu juga akan merumuskan rekomendasi yang akan diserahkan kepada pemerintah. 

Editor: Rony Sitanggang

 

  • tragedi65
  • Simposium nasional “Membedah Tragedi 1965”
  • simposium mengamankan pancasila dari pki
  • Ketua Panitia simposium tandingan 65 Kiki Syahnakri

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!