BERITA

Perusahaan Sawit Serobot Hutan Adat Suku Dayak Modang

"Penyerobotan sudah dilaporkan, tapi tak direspon. "

Perusahaan Sawit Serobot Hutan Adat Suku Dayak Modang
Ilustrasi ekspansi perkebunan sawit. Foto: Antara

KBR, Balikpapan – Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Subur Abadi Warna Agung dituding menyerobot hutan maupun lahan adat masyarakat suku Dayak Modang Desa Bentuq Kecamatan Busang Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur.

Kepala Adat Suku Dayak Modang Desa Long Bentuq Daud Lowing mengatakan, ada sekitar 4 ribu hektar tanah adat yang diserobot perusahan perkebunan kelapa sawit sejak tahun 2006 lalu. Bahkan kata dia, perusahaan kembali menyerobot sekitar 11 ribu hektar hutan adat. Kata Daud, masyarakat adat sudah melaporkan penyerobotan itu ke Pemerintah Kabupaten maupun Polres Kutai Timur namun tak direspon. Hari Selasa (26/5/2015) kemarin masyarakat adat juga melaporkan ke Polda Kalimantan Timur, namun lagi-lagi mereka kecewa.


“Perusahaan perkebunan  kelapa sawit itu namanya PT. Subur Abadi Warna Agung, memang proses ini sudah berapa tahapan kita lakukan lalui pertemuan-pertemuan. (meminta aktifitas dihentikan), tapi tidak pernah ada jalan keluarnya. Kami difasilitasi Pemerintah Kabupaten hasilnya malah disuruh beraktifitas kembali oleh pihak pemerintah,” kata Daud Lowing, Rabu (27/5/2015).


Kepala Adat Suku Dayak Modang Desa Long Bentuq Daud Lowing mengungkapkan, ada 286 kepala keluarga atau sekitar 1.300 masyarakat adat Suku Dayak Modang Desa Bentuq yang selama ini menggantungkan hidupnya dari hutan adat itu.


Kata Daud, mereka meminta perushaan menghentikan aktifitas menggusur hutan adat mereka. Karena akibat menggusur hutan, dua sungai yang ada dikawasan itu akhirnya tercemar. Sedangkan di hutan adat desa Bentuq yang luasnya sekitar 40 ribu hektar itu juga hidup Orangutan. Daud menambahkan, status hutan adat di Desa Bentuq Kecamatan Busang itu sudah mendapat pengesahan dari Pemerintah Kabupaten Kutai Timur maupun Kementerian Kehutanan.

red

Editor: Damar Fery Ardiyan

  • Balikpapan
  • Dayak
  • Sawit
  • Konflik
  • Masyarakat adat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!