HEADLINE

HNSI: 98 Persen Nelayan Kecil Diuntungkan Kebijakan Susi, Apa yang Mau Didemo?

""Yang nelayan kecil, 98 persen itu merasa diuntungkan oleh apa yang dilakukan pemerintah. Jadi apanya yang mau kita demo?" kata Anton Leonard."

Agus Lukman

HNSI: 98 Persen Nelayan Kecil Diuntungkan Kebijakan Susi,  Apa yang Mau Didemo?
Sejumlah nelayan membentangkan spanduk sebelum berangkat untuk berunjukrasa ke Jakarta dari Pelabuhan Jongor, Tegal, Jawa Tengah, Selasa (5/4). Sebanyak 2,500 nelayan pantura Tegal, Slawi, Brebes meng

KBR, Jakarta - Pengurus pusat Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) menilai aksi demonstrasi buruh perikanan hari ini, Rabu, 6 April 2016 di Jakarta tidak mewakili sebagian besar nelayan tradisional di Indonesia.

Sekjen HNSI, Anton Leonard mengklaim 98 persen anggota HNSI yang merupakan nelayan kecil justru diuntungkan oleh berbagai keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang melindungi sumber daya perikanan Indonesia.

"Apa yang dilakukan pemerintah menguntungkan nelayan kecil. Misalnya kedaulatan, yang mengambil ikan kita jangan orang asing, tetapi nelayan kita sendiri. Diusirnya nelayan asing itu menguntungkan kita. Kedua, adalah kelestarian dengan ditertibkannya alat tangkap yang merusak lingkungan, ini menjamin ikan yang akan ditangkap nelayan kecil. Dengan begitu, HNSI merasa diuntungkan dengan keputusan pemerintah. Jadi apanya yang mau kita demo?" kata Anton Leonard kepada KBR, Rabu (6/4/2016). 

Ia menduga aksi yang menuntut pencabutan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PermenKP) No.2/2015 tentang pelarangan alat tangkap cantrang ini digerakkan oleh para pengusaha perikanan, pemilik kapal atau pemilik modal usaha perikanan yang merasa dirugikan dengan kebijakan tersebut.

"Kita secara resmi organisasi HNSI, sudah instruksikan ke jajaran HNSI untuk tidak ikut demo. Karena mayoritas anggota kita nelayan kecil. Kalau ada yang ikut demo, kita selesaikan secara internal organisasi. HNSI tidak ikut demo. Tapi kita menghormati demonstrasi, pihak yang mengkritik pemerintah," lanjut Anton Leonard.

Anton menjelaskan HNSI memiliki anggota sekitar 3 juta orang. Sebanyak 98 persen merupakan nelayan kecil, sedangkan  anak buah kapal yang bekerja di kapal-kapal tangkapan ikan milik pengusaha perikanan sebanyak 2 persen.

"Nelayan besar itu kan pemilik kapal, pemodal. Di kapal juga ada anak buah kapal atau ABK. Silakan saja cek, apakah nelayan ABK itu sejahtera atau tidak? Dalam pengelolaan kapal besar pun, para nelayan buruh atau ABK ini tidak sejahtera. Keuntungan ikan itu lebih banyak diambil pemilik kapal, sisanya baru dibagikan ke ABK yang bisa mencapai 40 orang ABK tiap kapal. Mereka tidak sejahtera," kata Anton Leonard.

"Mengapa ada massa demonstrasi, ada penggerakan massa, berarti para ABK itu digerakkan oleh pengusaha, atau pemilik kapal," imbuhnya Leonard.


Editor: Damar Fery Ardiyan

   

  • HNSI
  • Susi Pudjiastuti
  • Kementerian Kelautan dan Perikanan
  • nelayan
  • perikanan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!