BERITA

Gas Beracun Ijen, 100 Hektar Lahan Kubis di Bondowoso Rusak

"Kepala Desa Kalianyar, Mahfud mengatakan, kerusakan lahan kubis itu baru diketahui warga pada Jumat (23/3/2018) pagi."

Gas Beracun Ijen, 100 Hektar Lahan Kubis di Bondowoso Rusak
Penampakan kubis yang terkena gas beracun dari kawah Gunung Ijen, Jumat (23/3/2018). (KBR/Friska Kalia)

KBR, Bondowoso – Lebih dari 100 hektar lebih lahan tanaman kubis di Kecamatan Ijen, Bondowoso, Jawa Timur, rusak akibat terpapar gas beracun dari Kawah Ijen.

Kepala Desa Kalianyar, Mahfud mengatakan, kerusakan lahan kubis itu baru diketahui warga pada Jumat (23/3/2018) pagi. Warga yang kembali beraktifitas pasca adanya gas beracun terkejut melihat tanaman kubis menguning hampir diseluruh bagian.

"Ini kubis jadi rusak gara–gara gas dari Kawah Ijen. Sekarang solusinya disemprot dengan pupuk daun. Kalau luas lahan yang terkena sekitar 100 hektar lebih. Karena ini panen bisa turun sampai 50% ," kata Mahfud.

Mahfud melanjutkan, rusaknya tanaman kubis itu merugikan petani. Pasalnya saat ini harga kubis sedang tinggi yakni pada kisaran Rp3.000-Rp3.500/kg. Dengan kejadian tersebut, ia khawatir harga kubis Bondowoso di pasaran bakal anjlok.

Baca juga:

Saat ini, warga yang memilik lahan memilih untuk memberikan perawatan ekstra agar kubis tak rusak total.

"Jadi seharusnya ini panen 2 bulan lagi, jadi tindakan saat ini adalah menyelamatkan tunas yang tidak terkena gas beracun. Jadi nanti bisa tetap dipanen meski hasilnya tidak sebagus biasanya," imbuhnya.

red

Sejumlah pekerja memanen kubis lebih cepat dari waktunya di Desa Watucapil, Kecamatan Ijen, Bondowoso, Jatim. (KBR/Friska Kalia)

Salah seorang petani kubis dari Desa Rejomulyo, Agra mengaku pasrah akan nasib lahan kubisnya. Saat ini ia berupaya menyemprot lahan dengan harapan tunas yang tersisa bisa diselamatkan.

"Ya mau bagaimana lagi, modal untuk lahan ini Rp10 juta, kalau tidak rusak, bisa dapat Rp40 juta. Tapi karena seperti ini, balik modal saja sudah untung. Karena kena gas begini perbandingannya 3:1, yang 3 mati dan 1 tetap hidup," cerita Agra.

Pantauan KBR di Kecamatan Ijen, tepatnya di Desa Watucapil, sejumlah petani mulai memanen dini kubis yang terkena gas. Aktifitas panen kubis terlihat di sejumlah ruas jalan menuju Kawah Ijen. Rata–rata kubis yang dipanen berusia 60 hari, padahal idealnya panen dilakukan saat usia kubis mencapai 90 hari.




Editor: Nurika Manan

  • gunung ijen
  • Kawah ijen
  • gas beracun
  • lahan tanaman kubis
  • kubis
  • dampak gas ijen

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!