BERITA
Petani Teluk Jambe Korban Sengketa Lahan Merasa Ditelantarkan
KBR, Jakarta - Kalangan petani korban konflik lahan di kawasan Teluk Jambe, Kabupaten Karawang dituding menelantarkan para petani korban konflik lahan dengan perusahaan properti PT Pertiwi Lestari.
Salah seorang pendamping petani, Maman Nuryawan mengatakan seratusan lebih petani yang tinggal di penampungan kini tidak mendapat bantuan seperti makanan dan minuman. Selain itu, anak-anak petani juga terpaksa putus sekolah.
"Jadi kondisi yang dialami para petani sekarang ini sangat mengkhawatirkan. Mereka sudah terusir dari lahannya. Bupati menaruh petani hampir 200 orang di rusun. Padahal rusun bukan untuk petani. Dan bantuan dari Pemkab Kawarang seperti makanan-minuman tidak diberikan lagi. Semakin parah kondisinya," kata Maman kepada KBR, Rabu (15/3/2017).
Baca juga:
<li><b>
Penanganan Sengketa Lahan Karawang Tunggu Pertemuan Kementerian dengan KPK
<li><b>
Apa Alasan Kementerian ATR/BPN Terbitkan Sertifikat PT Pertiwi Lestari?
Maman menambahkan saat ini lahan yang disengketakan antara petani dengan perusahaan pengembang PT Pertiwi Lestari berangsur-angsur diratakan dengan tanah. Sejak dua hari lalu, PT Pertiwi Lestari merobohkan sejumlah rumah milik petani yang telah ditinggalkan sejak beberapa bulan lalu.
Akan mengadu ke Jokowi
Seratusan lebih petani asal Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat berencana melakukan aksi jalan kaki (longmarch) menuju Istana Presiden di Jakarta. Mereka ingin mengadu ke Presiden Joko Widodo terkait kondisi mereka yang mengenaskan pasca tinggal di penampungan.
"Bupati Karawang sudah tidak memiliki itikad baik terhadap para petani. Itu sebab kami mencoba mengadukan hal ini ke Jakarta," kata Maman Nuryawan.
Baca juga:
<li><b>
Sengketa Telukjambe, PT Pertiwi Lestari Ancam Proses Hukum KLHK
<li><b>
Menteri LHK Sebut PT Pertiwi Lestari Melawan Aturan
Editor: Agus Luqman
- teluk jambe
- karawang
- jawa barat
- Konflik lahan
- redistribusi lahan
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!