BERITA

Banyuwangi Klaim Stok Beras Cukup untuk Kebutuhan 2 Tahun

Banyuwangi Klaim Stok Beras Cukup untuk Kebutuhan 2 Tahun

KBR, Banyuwangi - Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengklaim masih menyimpan persediaan beras yang aman untuk memenuhi kebutuhan warga selama dua tahun. 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi I Ketut Nira Kencana mengatakan stok beras Banyuwangi saat ini mencapai 35 ribu ton. Jumlah itu diklaim bisa mencukupi kebutuhan beras Banyuwangi selama dua tahun. 

Ketut mengatakan stok beras itu masih bakal ditambah dengan hasil panen pada Januari 2018 lalu. Beras produksi Banyuwangi bahkan diklaim juga dikirim ke daerah lain di luar jawa seperti Aceh, NTT, NTB dan Bali.

"Sesuai dengan checking kami di lapangan, persedian beras kita mencapai 35 ribu ton, itu cukup untuk dua tahun. Sedangkan panen nanti diperkirkan 105 ribu ton. Atau paling nanti menjadi 85 ribu sampai 90 ribu ton," kata I Ketut Nira Kencana, di Banyuwangi, Rabu (7/2/2018).

Baca juga:

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi I Ketut Nira Kencana mengatakan dengan stok sebanyak itu, Banyuwangi tidak membutuhkan gelontoran beras impor dari pemerintah pusat. 

Ketut Nira Kencana juga memaklumi langkah pemerintah pusat yang ingin mengimpor beras untuk menjaga stabilitas harga dan pangan di Indonesia. 

Sementara itu, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Banyuwangi kini juga mulai turun. Harga beras kualitas super turun dari Rp12.500 menjadi Rp12 ribu per kilogram. Begitu juga beras kualitas sedang turun dari Rp11.500 menjadi Rp11 ribu per kilogram.

Untuk beras kualitas biasa, harganya turun dari Rp10.500 menjadi Rp10 ribu per kilogram.

Baca juga:

Editor: Agus Luqman 

  • stok beras Bulog
  • harga beras
  • pasokan beras
  • ketersediaan beras Bulog
  • penyerapan beras Bulog
  • impor beras
  • produksi beras
  • stok beras

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!