OPINI

Gerak Cepat

"Pemerintah mesti sigap dan gesit, sekaligus juga tegas. Jokowi sudah pasang kuda-kuda: perusahaan yang sebabkan karhutla tidak perlu diberi peringatan, langsung bekukan atau cabut izinnya saja."

Helikopter antisipasi karhutla
Helikopter berjenis MI disiagakan di Lanud ini untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan sejak dini di wilayah Sumatera Selatan. (foto: Antara)

Gerak cepat. Inilah pesan utama dari Presiden Joko Widodo dalam rapat soal kebakaran hutan dan lahan kemarin. Antisipasi dini didorong, pejabat daerah pun diminta lebih gesit bergerak jika ada kasus kebakaran hutan dan lahan. 

Tahun lalu, luas kebakaran hutan dan lahan yang terbakar berkurang lebih 80 persen dibandingkan tahun 2015. Angkanya turun drastis, kata Jokowi, karena ada antisipasi dan pencegahan yang dilakukan semua pihak. Tahun 2015 memang kita didera kasus karhutla yang sangat serius. Dampak sosial, juga ekonomi sangat besar. Kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan tercatat sampai 220 triliun rupiah. 

Gerak cepat yang dikomandoi Jokowi ini perlu diapresiasi. Pemerintah mesti sigap dan gesit, sekaligus juga tegas. Jokowi sudah pasang kuda-kuda: perusahaan yang sebabkan kebakaran hutan dan lahan tidak perlu diberi peringatan, langsung bekukan atau cabut izinnya saja. Jokowi menginginkan pendekatan tanpa kompromi dari semua aparat hukum dalam menangani kasus kebakaran hutan dan lahan. 

Kita masih ingat buntut kebakaran hutan di Riau pada 2015. Di sana ditemukan unsur kesengajaan yang akhirnya menyeret 15 perusahaan - namun polisi lantas mengeluarkan surat penghentian penyidikan akan kasus tersebut. Kita tak ingin pemerintah melempem menghadapi kasus serupa. Pertaruhannya terlalu besar. Karenanya aparat di bawah harus segendang sepenarian dengan ketegasan dari Presiden. Tanpa itu, maka kita akan  terus kehilangan hutan, sumber kehidupan kita. 

  • antisipasi karhutla
  • Presiden Jokowi
  • gerak cepat

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!